Beranda · Alat Musik · Budaya · Lambang · Wisata Sejarah

Alat Musik Tradisional Provinsi Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan Ibu kota terletak di kota Manado. Provinsi ini di sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Gorontalo yang merupakan hasil pemekaran wilayah dari provinsi Sulawesi Utara. Sementara kepulauan Sangihe dan Talaud merupakan bagian utara dari provinsi ini merupakan berbatasan dengan Davao del Sur di negara Filipina.

Sulawesi Utara merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya Indonesia lainnya. Sulawesi Utara mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya.

Berikut ini Alat Musik Tradisional Provinsi Sulawesi Utara (Sulut): Arababu, Bansi (Suling), Kolintang, Momongan, Oli, Salude, Sasesahang (Garpu tala Bambu), Tetengkoren.



Kolintang

kolintang
Kolintang
Di Indonesia Kolintang dikenal sebagai alat musik perkusi bernada dari kayu yang berasal dari daerah Minahasa Sulawesi Utara. Kayu yang dipakai untuk membuat Kolintang adalah kayu lokal yang ringan namun kuat seperti kayu Telur (Alstonia sp),kayu Wenuang (Octomeles Sumatrana Miq),kayu Cempaka (Elmerrillia Tsiampaca),kayu Waru (Hibiscus Tiliaceus), dan sejenisnya yang mempunyai konstruksi serat paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.


Momongan

Momongan ( Gong perunggu ) adalah alat musik asal Tomohon di Minahasa. Momongan adalah merupakan alat musik tradisional dari Sulawesi Utara yang lebih kita kenal dengan nama Gong. Alat musik momongan ini terbuat dari perunggu yang dibunyikan dengan cara dipukul.



Salude

salude
Salude
Salude merupakan alat musik sejenis sitar tabung yang termasuk dalam kelompok ido-kardofon. Cara memainkan alat musik tradisional ini dengan cara dipetik serta dipukul dengan pelepah pinang.

Salude dibuat dari seruas bambu dan dilengkapi dua dawai yang diperoleh dari kulit ari bambu tersebut. Pada bagian tengah badan bambu terdapat lubang yang berfungsi sebagai resonator. 


Tetengkoren

Tetengkoren adalah sebuah alat komunikasi tradisional masyarakat Sulawesi Utara yang sampai saat ini masih dipergunakan.

Selain sebagai alat musik, nama tetengkoren juga merupakan sebuah tarian. tari tetengkoren mengungkapkan suatu kebiasaan sekelompok petani di desa Minahasa ketika selesai melaksanakan aktifitas di kebun (mapulus). Sambil istirahat melepas lelah mereka bermain, bercanda, dan bersukaria sambil memukul-mukul bambu yang oleh masyarakat setempat dinamakan Tetengkoren.