Daftar 5 Gunung Di Kabupaten Kuningan Lengkap dengan Ketinggian dan Lokasinya
Kuningan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kuningan. Berjarak 250 km dari Kota Bandung dan 43 km dari Kota Cirebon. Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ceremai (3.078 m) di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.
Berikut ini daftar gunung-gunung yang ada di Kabupaten Majalengka lengkap dengan gambar, lokasi, dan ketinggiannya.
1. Gunung Ceremé / Ceremai (3078 mdpl)
Gunung Ceremai (sering kali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") Latin: Gunung Ceremé) adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.
Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.
Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam), namun sering kali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.
Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Jalur pendakian tersebut meliputi Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan. Ada satu jalur pendakian baru yaitu melalui Desa Linggasana di Kec. Cilimus, Kab. Kuningan. Jalur di Desa Linggasana yang dibuka tahun 2010 juga mudah diakses karena masih satu trayek jalan raya dengan jalur di Desa Linggarjati. Jalur pendakian lain ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "AKAR" (Anak Kuningan Alam Rimba) dan Gema Jabar Hejo (Gerakan Masyarakat Jawa Barat Hejo) yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.
2. Gunung Mayana (1.272 mdpl)
Gunung Mayana atau menurut kuncen disebut juga Gunung Sayana (Saayana) yang dalam bahasa sunda artinya semua ada, terletak di desa Sindangjawa, kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dengan ketinggian mencapai 1.272 mdpl.
Selain dapat melihat keindahan alam dan menikmati udara yang sejuk, di gunung ini, pengunjung bisa mengunjungi makam yang berada di puncak Gunung Mayana yaitu makam Waliyullah Maulana Syaikh Manshur Mulya Mangkuning Nagara atau lebih dikenal dengan nama Maulana Syaikh Manshuruddin yang memiliki keturunan dari Sunan Gunung Djati.
Ada empat jalur pendakian menuju pucak Mayana; dari Ciketak, Sindangjawa, Kadugede, Desa Nangka, dan desa Longkewang. Bagi pendaki yang takut dengan jalur yang curam bisa menuju puncak Mayana melalui Jalur Nangka, tetapi bagi Anda yang suka dengan jalur yang memiliki tantangan, bisa melalui jalur desa Sindangjawa.
Meskipun jalur pendakian dari arah Desa Nangka lebih mudah, namun kebanyakan peziarah atau wisatawan lebih menyukai pendakian melalui jalur Desa Sindangjawa, selain jalurnya yang menantang, pendaki juga akan terkesima dengan sajian pemandangan alam sepanjang jalur pendakian yang dilewati.
Rute menuju Gunung Mayana
- Bandung. Untuk anda yang berada di Bandung anda bisa langsung naik damri ke Kabupaten Kuningan dan turun di Terminal Cirendang. selanjutnya naik angkot ke Kota Kuningan 03/04 dan turun di Kota Kuningan. Dari Kota Kuningan anda masih harus melanjutkan perjalanan ke Kadugede dengan menggunakan angkot 01/02 selanjutnya anda turun di Alun-alun Kadugede dan bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek (Rp.7000) ke Alun-alun Desa Sindangjawa wetan. Dari sana anda bisa bertanya pada warga atau bertanya pada juru kunci atau wakilnya.
- Jakarta. Bagi anda yang berasal dari Jakarta anda bisa naik mobil yang ke arah Kabupaten Kuningan biasanya Luragung dan berhenti di Terminal Cirendang. Untuk rute selanjutnya sama.
- Cirebon. Bisa langsung ke Kadugede dengan menggunakan elf yang ke Cikijing dan tutun di alun-alun Kadugede rute selanjutnya sama. [Sumber]
3. Gunung Subang (1.210 mdpl)
Gunung Subang merupakan sebuah gunung yang terdapat di perbatasan Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Jawa Tengah, menurut aman Wikipedia, Gunung Subang memiliki Ketinggian 1.206 Mdpl (3.957 Kaki). Gunung Subang merupakan salah satu gunung yang berada di jajaran pegunungan Pojoktiga-Lio yang membentang dari selatan Kabupaten Kuningan hingga Kabupaten Brebes di Jawa Tengah sekaligus yang membelah dua pulau Jawa. Puncak tertinggi dari jajaran pegunungan Pojoktiga-Lio adalah gunung Kumbang (1218 mdpl). Gunung Subang secara administrasi berada di perbatasan Desa Legokherang, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dengan Desa Cijeruk, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sungai yang berhulu di Gunung Subang yaitu Sungai Cisubang dan Sungai Citajakembang. Puncak Gunung Subang mudah dijangkau dari Desa Legokherang.
Sebagai informasi, pada zaman kemerdekaan awal, gunung ini pula yang menjadi basis pertahanan DI/TII yang dipimpin oleh Amir Fatah. Sedikit hati-hati bagi Anda yang hendak mendaki gunung ini, karena karakteristik area gunung ini cukup sulit untuk dilewati (bagi yang belum mengenal kawasan tersebut).
Dikutip dari https://www.klinikabar.com/2019/09/peninggalan-megalitik-di-puncak-gunung.html?en-ID, kawasan Gunung Subang sangat banyak memiliki peninggalan pada zaman megalitik. Beberapa bentuk peninggalan megalitik di Gunung Subang Kuningan yang telah berhasil dikenali selama ini antara lain berupa bangunan berundak, dolmen, menhir, kubur peti batu, batu lumpang, batu bergores, serta alat-alat neolitik berupa beliung persegi dan gelang batu.
Di bagian puncak Gunung Subang dengan ketinggian sekitar 1210 meter di atas permukaan laut terdapat dua kelompok tinggalan tradisi budaya megalitik, yaitu situs Batu Situmpang dan situs Batu Wayang. Tinggalan tersebut terletak dibagian pendataran bagian puncak gunung, yaitu sekitar monumen Trianggulasi yang dibuat pada masa pemerintahan Belanda pada tahun 1922.
4. Gunung Tilu (1.154 mdpl)
Gunung Tilu adalah gunung yang terletak dekat perbatasan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Secara administratif pemerintahan, Gunung Tilu termasuk ke dalam wilayah Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana dan Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan.
Gunung Tilu merupakan kelompok pegunungan yang setidaknya mempunyai tiga puncak tertinggi yaitu puncak Sukmana (1.154 m dpl), puncak Gunung Tilu (1.076 m dpl), dan puncak lainnya yang tidak diketahui namanya (1.112 m dpl). Masyarakat cukup beralasan menyebut kawasan gunung tersebut dengan Gunung Tilu, yang berarti tiga, karena dari setiap sudut, kawasan tersebut selalu memperlihatkan tiga gundukan gunung. Kawasan ini juga menjadi hulu bagi banyak sungai kecil yang membentuk dua sungai besar di Desa Jabranti dan Desa Cimara, yaitu sungai Citaal dan Cijangkelok.
Selain dapat menikmati keindahan alamnya, di gunung ini Anda bisa bertemu langsung dengan peninggalan zaman dulu yaitu berupa beberapa batu berbentuk naga. Batu yang berbentuk naga ini dinamakan situs naga. Meski telah diteliti, situs batu naga ini masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan.
Rute terdekat menuju gunung ini adalah dari arah Dusun Banjaran, Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan.
5. Gunung Puncak Manik (500 mdpl)
Gunung Puncak Manik terletak di Desa Cimulya Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan. Gunung Puncak Manik mirip Gunung Tangkuban Parahu yang ada di Bandung, Jawa Barat yakni terlihat seperti perahu terbalik. Melihat gunung Manik seperti perahu terbalik ini membuat sebagian masyarakat Kuningan percaya bahwa legenda Sangkuriang berada di kabupaten Kuningan.
Gunung Puncak Manik yang dalam babad Cirebon dikenal Gunung Cupu Manik berdasarkan cerita rakyat mengalami perubahan nama sebagai berikut: konon dahulunya Gunung Puncak manik dijuluki Gunung Tangkuban Perahu karena bentuknya mirip Perahu terbalik jika dilihat dari kejauhan, memuat legenda Sangkuriang dan Dewi Dayang Sumbi yang dalam riwayatnya sama dengan legenda Tangkuban Prahu di Bandung.
Di Gunung ini terdapat beberapa makam kuno yang berjumlah kurang lebih 4 makam kuno petilasan pada zaman setelah kerajaan Pajajaran tepatnya pada kesultanan Cirebon yaitu pada jaman pangeran Cakrabuana atau Embah Kuwu Cirebon Girang Raden Kiansantang. Ada beberapa sumber mata air salah satunya Curug Cigumawang yang dimanfaatkan oleh warga Desa Cimulya untuk kebutuhan sehari-hari dan pertanian, terdapat pula batu pra sejarah peninggalan zaman megalitikuim.
Untuk menjapai puncaknya, Dari Desa Cimulya pengunjung bisa menggunakan Sepeda motor hingga ke kaki gunung terdekat, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju puncak. Pemandangan saat berada di tengah perjalanan gunung ini Anda akan melihat pepohonan Jati yang rimbun di sebelah selatan Gunung Puncak Manik ini, kemudian kita akan bertemu kandang kambing milik penduduk setempat, juga terdapat beberapa kebun milik warga. Perjalanan menuju puncak tidaklah terlalu sulit karena jalan setapak berupa dataran dengan sedikit tanjakan.
Sumber:
- Website Majalah Kuningan
- Blog Ingsun Wong Kuning