Gunung Bubut adalah Gunung api yang sudah mati berada di Ciwidey, Kabupaten Bandung. Bentuk Gunung Bubut saat ini sudah tidak menyerupai gunung yang utuh, karena gunung ini pernah meletus dahsyat beberapa periode letusan, sehingga rona buminya membentuk beberapa bukit, yang seolah-olah terpisah. Namun, bila melihat citra satelit, bentuk gunungnya masih terlihat sebagai wujud gunung. Puncak gunung yang tersisa yaitu Gunung Bubut (+1.320 mdpl), dengan titik tertinggi adalah Panenjoan (+1.470 m dpl).
Sutikno Bronto (2006) menulis, batuan penyusun Gunung Bubut terdiri atas aliran lava, breksi, batulapili, tuf, dan lahar. Tanah di gunung yang sedikit asam, sangat mungkin merupakan material letusan dahsyat pada masa lalu yang telah menghancurkan tubuh Gunung Bubut di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Terdapat sebuah kawah dengan diameter mencapai 2,5 km. Ini sudah termasuk kriteria sebagai kaldera, kawah yang garis tengahnya sama atau lebih dari 2 km.
Pemandangan Gugung Bubut
Dari puncak Gunung Bubut, bentang alam ke berbagai daerah menjadi sangat jelas bila cuaca cerah. Pasirjambu, Ciwidey, terlihat begitu dekat, terhampar di lereng gunung. Gunung Tilu dengan puncaknya terlihat jelas. Pada jarak 13 km ada Gunung Malabar, dan terpisah 15 km telihat Gunung Patuha. Walau cukup jauh, 37,5 km, Gunung Tangkubanparahu dan 34,5 km ke Gunung Burangrang, keduanya tampak jelas membiru. Bahkan ke Gunung Papandayan yang berjarak 35,5 km masih terlihat nyata. Rangkaian kompleks gunungapi purba Lagadar-Soreang-Cililin begitu jelas bentuk kerucutnya, seperti Gunung Singa yang berjarak 10 km. Di bagian yang datar, terhampar Soreang, Komplek Pemda Kabupaten Bandung, jalan tol Soroja, Stadion Jalakharupat, permukiman penduduk, persawahan, dan gedung-gedung lainnya terlihat dengan jelas.