Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km² dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.

Penduduk asli Kalimantan selatan adalah suku Banjar. Budaya di Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia dapat terlihat dalam bentuk kesenian, tarian, musik, pakaian, permainan dan upacara tradisional.

Musik tradisi Kalimantan Selatan memiliki bentuk dan ciri tersendiri. Bila dilihat dari bentuknya, musik di Kalimantan Selatan terdiri dari Vocal, Instrumental dan ragam musiknya serta kedaerahannya. Menurut H.Anang Ardiansyah, seorang pencipta lagu Banjar, penyanyi dan pengamat musik daerah Kalimantan Selatan menyatakan bahwa musik daerah Kalimantan Selatan termasuk rumpun Melayu, namun berbeda dengan Melayu Sumatera. Hal ini dapat dipahami, karena orang Banjar adalah asimilasi Melayu dengan suku Bukit ( Dayak ) dan ada pengaruh Jawa-Sunda.

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) meliputi: Gamelan Banjar, Gamelan Banjar, Kalampat, Kalang Kupak, Kintung, Kurung-kurung, Kuriding, Panting, Serunai Banjar, Terbang Madihin.


Gamelan Banjar

Gamelan Banjar
Gamelan Banjar
Gamelan Banjar adalah seni karawitan dengan peralatan musik gamelan yang berkembang di kalangan suku Banjar di Kalimantan Selatan. Gamelan Banjar yang ada di Kalsel ada 2 jenis yaitu versi keraton dan versi rakyatan.

Gamelan Banjar versi keraton, perangkat instrumennya terdiri dari: babun, gendang dua, rebab, gambang, selentem, ketuk, dawu, sarun 1, sarun 2, sarun 3, seruling, kanung, kangsi, gong besar, gong kecil.

Gamelan Banjar versi rakyatan, perangkat instrumennya terdiri dari: babun, dawu, sarun, sarantam, kanung, kangsi, gong besar, gong kecil.

Gamelan Banjar merupakan musik pengiring tari Klasik Banjar. Selain menggiring tari Klasik Banjar, berfungsi pula menggiring pergelaran Wayang Kulit Banjar, Wayang Gung, kuda gipang Carita, Teater Tantayungan dan Basisingaan.


Kalampat

Kalampat
Kalampat
Kalampat adalah alat musik tradisioanl sejenis gendang namun hanya satu bagian saja yang bisa dipukul atau biasa disebut berkepala tunggal. Badan gendang terbuat dari batang batung atau bambu tebal berdiamter besar. Kalampat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul dari rotan. Kalampat dimainkan bersama dengan agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian (bahiaga atau upacara pengobatan yang bersifat magis) dan upacara lainnya pada masyarakat Suku Dayak di daerah Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.


Kalang Kupak
Kalang Kupak
Kalang Kupak
Kalang Kupak adalah alat musik yang terbuat dari jenis bambu yang tipis yakni Paring Tamiang. Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang masing-masing dipotong setengahnya dan meruncing di bagian ujung. Ruas-ruas bambu tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak berperan sebagai pembawa melodi, dimainkan bersama alat musik agung (gong), babun (gendang), lumba (gendang), dan kecapi untuk mengiringi upacara adat Balian, yaitu upacara keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang dilaksanakan setiap tahun dan untuk mengiringi tarian adat, seperti tari Gintor.



Kintung
Kintung
Kintung
Musik Kintung merupakan salah satu kesenian musik tradisional dari Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Musik ini berasal dari daerah Kabupaten Banjar, yaitu di desa Sungai Alat, Astambul dan Bincau, Martapura. Masa dahulu alat musik ini dipertandingkan. Dalam pertandingan ini bukan saja pada bunyinya, tetapi juga hal-hal yang bersifat magis, seperti kalau dalam pertandingan itu alat musik ini bisa pecah atau tidak dapat berbunyi dari kepunyaan lawan bertanding.

Bahan untuk membuat alat musik kintung ini adalah bambu. Bentuknya seperti angklung dari Jawa Barat. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin ke atas semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa. Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya (dalam) dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya tergantung pada rautan bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih tinggi.

Biasanya bambu yang digunakan untuk membuat alat musik ini tidak sembarang bambu artinya harus dipilih secara cermat terutama yang dapat mengeluarkan bunyi yang bagus dan juga tidak mudah pecah. Musik Kintung termasuk alat musik pentatonis, boleh dikatakan pula sejenis alat musik perkusi. Karena cara membunyikannya dihentakkan pada sebuah potongan kayu yang bundar. Alat musik Kintung ini berjumlah 7 buah dan masing-masing mempunyai nama, yaitu : Hintalu randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorok, pindua randah, pindua tinggi dan gorok tuha.

Pada perkembangannya musik Kintung yang merupakan musik yang bersifat instrumentalia ini, dapat mengiringi lagu atau nyanyian Banjar umumnya yang berjenis lagu-lagu tirik dan japin. Agar lebih harmonisasinya biasanya ditambah dengan babun (gendang) dan gong atau alat musik lainnya yang diperlukan.

Namun, pada masa sekarang, musik Kintung ini sudah mulai langka karena seniman yang tersisa adalah orang-orang tua dan jarang generasi muda di sana yang mau meneruskan kesenian ini.


Kurung-kurung

Kurung kurung
Kurung kurung
[
hasanzainuddin.wordpress.com]
Kurung-kurung adalah salah satu jenis alat kesenian yang terbilang unik di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Alat musik ini terbuat dari kayu panjang dan dibawahnya terbuat dari bambu dan peralatan lainnya. Musik ini bisa mengeluarkan bunyi setelah dihentak-hentak dulu ke tanah dan setiap alat musik mengeluarkan bunyi berbeda satu sama lain, sehingga bila pemainnya ingin menciptakan irama, maka caranya menghentakan alat itu secara bergantian sesuai irama yang dikehendaki.

Namun alat musik ini hampir punah karena mungkin rumpun bambu yang tergerus oleh pembangunan perkebunan dan tambang atau langkanya generasi yang mau dan mampu meneruskan memainkan alat musik tradisi ini.


Kuriding

Kuriding
Kuriding
Kuriding atau Gurinding adalah alat musik tradisional asli buatan nenek moyang suku Banjar, Kalimantan Selatan. Kuriding bisa terbuat dari pelepah enau, bambu ataupun kayu dengan bentuk kecil, dan memiliki alat getar (tali) serta tali penarik. Dimainkan dengan cara ditempelkan di bibir sambil menarik gagang tali getar yang akan menghasilkan bunyi. Dengan ritme tertentu, bunyi yang dihasilkan akan terdengar sangat indah dan merdu.

Kuriding memiliki bentuk yang kecil dan unik. Wujudnya terbagi dalam dua bagian, yaitu dalam (tidak rata) dan luar(rata). bagian dalam adalah bagian yang ditempelkan di mulut ketika di bunyikan, dan bagian luar adalah yang menghadap keluar. Kuriding terbuat dari pelepah enau, bambu, ataupun kayu yang berbentuk empat persegi panjang yang kedua ujungnya dibuat bulat. Selain untuk memperindah, bentuk bulat pada ujung kurinding juga berfungsi sebagai pengaman agar tidak melukai mulut saat dimainkan. Pada badan kurinding terdapat alat getar yakni tali yang terbuat dari serat pohon kayu atau senar. Alat getar tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan (ilat) dan bagian kiri (butuh). Pada ujung kanan dan kiri kurinding juga terdapat lubang untuk meletakan tali (tarikan) yang terhubung dengan alat getar. Ketika tali tersebut ditarik, maka alat getar tersebut akan berbunyi, sambil di tempelkan pada mulut. Bunyi kuriding akan terasa nyaring saat alat musik tersebut ditarik dengan ritme yang benar.


Panting
Panting
Panting
Terdapat dua pengertian mengenai Panting ini, yakni Panting sebagai alat musik dan Panting sebagai musik.

Sebagai Alat Musik - Panting adalah alat musik yang berbentuk seperti gabus Arab tetapi lebih kecil dan memiliki senar. Panting dimainkan dengan cara dipetik.

Panting sebagai Musik - Musik Panting adalah musik tradisional dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Disebut musik Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan Panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik Panting.

Alat-alat musik Panting terdiri dari:
  • Panting, alat musik yang berbentuk seperti gabus Arab tetapi lebih kecil dan memiliki senar. Panting dimainkan dengan cara dipetik.
  • Babun, alat musik yang terbuat dari kayu berbentuk bulat, ditengahnya terdapat lubang, dan di sisi kanan dan kirinya dilapisi dengan kulit yang berasal dari kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara dipukul.
  • Gong, biasanya terbuat dari aluminium berbentuk bulat dan ditengahnya terdapat benjolan berbentuk bulat. Gong dimainkan dengan cara dipukul.
  • Biola, sejenis alat gesek.
  • Suling bambu, dimainkan dengan cara ditiup.
  • Ketipak, bentuknya mirip tarbang tetapi ukurannya lebih kecil, dan kedua sisinya dilapisi dengan kulit.
  • Tamburin, alat musik pukul yang terbuat dari logam tipis dan biasanya masyarakat Banjar menyebut tamburin dengan nama guguncai.

Serunai Banjar

Serunai Banjar
Serunai Banjar
Serunai Banjar adalah sejenis alat musik tiup yang mirip seruling, terbuat dari Bambu atau kayu seperti suling terompet namun pendek, terdiri dari 4 bagian yaitu mulut, sekar bibir, badan (batang) dan corong satu sama lainya bisa dilepas dan dipasang kembali. Serunai berfungsi sebagai alat musik pertunjukan pancak silat. Di suku Bukit (Dayak) berpungsi sebagai pengiring musik upacara adat.


Terbang Madihin
Terbang Madihin
Terbang Madihin

Terbang Madihin adalah alat musik pukul yang mirip dengan rebana. Terbang madihin terbuat dari kulit kambing yang sudah dikeringkan. Kulit kambing tersebut diberi kerangka kayu dengan garis tengah ±30 cm dan bagian bawahnya berukuran ±25 cm, kayu yang dipakai dipilih secara apik yaitu dari jenis kayu yang cukup liat, misalnya jenis kayu Jingah, batang pohon Nangka, batang pohon Tiwadak Banyu dan kadang-kadang juga dipakai jenis Kayu Halaban, untuk mengencangkan kulit pada kerangka dipakai rotan yang sudah diserut. (Azidin,1994:3).
Berbagai Sumber