Beranda · Alat Musik · Budaya · Lambang · Wisata Sejarah

Bangunan Peninggalan Sejarah Selawesi Barat (Sulbar)

Sulawesi Barat (disingkat Sulbar) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian barat Sulawesi. Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah diperjuangkan sejak tahun 1960. Pada masa itu pulau Sulawesi terdapat 3 (tiga) Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Utara. Namun, pada tahun 1963 Pemekaran Provinsi di pulau Sulawesi oleh pemerintah pusat adalah pembentukan Provinsi Sulawesi Tenggara. Usulan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat tidak disetujui oleh Pemerintah Pusat.

Pencarian Google: "peninggalan sejarah yang ada di sulawesi barat, bangunan bersejarah di sulawesi barat, mata pencaharian sulawesi barat, profil sulawesi barat, adat istiadat sulawesi barat, pakaian adat sulawesi barat, makalah tentang sulawesi barat, peta sulawesi barat, Tempat Peninggalan Sejarah Selawesi Barat, Lokasi Peninggalan Sejarah Selawesi Barat"

Perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat kembali menemukan momentumnya pada tahun 1999 pasca gerakan reformasi. Tanggal 5 Oktober 2004 Provinsi Sulawesi Barat Resmi terbentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibu kota Provinsi Sulawesi Barat terletak di kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju. 

Daftar Isi

  1. Masjid Abadan
  2. Mesjid Tua Kunyi
  3. Museum Mandar
  4. Sumur tua Mandar


1. Masjid Abadan

Bangunan Peninggalan Sejarah Selawesi Barat  (Sulbar)
Masjid Abadan, Polewali Mandar [Sumber: Blog Rumpita]

Masjid Haqqul Yakin (berubah menjadi Masjid Abadan) dikenal sebagai masjid tertua di Tanah Mandar, Sulawesi Barat. Masjid ini merupakan bagian dari cagar budaya, letaknya di Desa Lambanan, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar). Keberadaan masjid tertua di Tanah Mandar ini tepat di puncak Gunung Lambanang yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Jalan Trans-Sulawesi.

Masjid tersebut didirikan oleh KH Musyafta Bullah atau Annangguru Malolo pada tahun 1608 Masehi. Ada juga yang mengatakan bahwa masjid dibangun Al-Adiy, seorang penganjur Islam yang bergelar Guru Gaqde.

Mesjid ii merupakan situs penanda kejayaan islam pada masa pemerintahan Kanne Cunang, Mara’dia Pallis dan Arajang Balanipa ke-4 yang kesohor dengan gelar Daetta Tommuane. Daetta Tommuane atau Tandibella Kakanna I Pattang dan Abdurrachim Kamaluddin adalah sosok yang begitu lekat dalam pembacaan kita pada situs, pada ritus dan pada setiap manuskrip dan lontaraq pattodioloang.  

Dikutip dari laman dkm.or.id, Masjid Abadan dibangun pada tahun 1600. Masjid Abadan merupakan kategori Masjid Bersejarah. Masjid Abadan beralamat di Dusun Parabaya Desa Lambanan Polewali Mandar Sulawesi Barat. Masjid Abadan memiliki luas tanah 400 m2, luas bangunan 1.200 m2 dengan status tanah Wakaf. Masjid ABADAN memiliki jumlah jamaah 50 - 100 orang, jumlah muazin 1 orang, jumlah remaja 15 orang dan Jumlah Khotib 1 orang.

Masjid yang dikenal sebagai masjid tertua di Tanah Mandar, Sulawesi Barat yang bernama Masjid Abadan kini tinggal nama. Seluruh bangunannya nyaris rata dengan tanah sekitar bulan Oktober 2016. Masjid yang dahulu berbentuk bujur sangkar yang dikelilingi batu padas berlapis kapur itu tak lagi bisa ditemui di lokasi berukuran 30 X 30 meter itu. Atap masjid berbentuk limasan bertingkat tiga itu tak ada lagi. [Sumber : Blog Rumpita]


2. Mesjid Tua Kunyi

Mesjid Tua Kunyi adalah sebuah tempat peribadatan umat Islam yang berlokasi di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Mesjid yang berada di dekat sungai ini diduga berusia paling 3 atau 4 abad. Arsitekturnya menunjukkan gaya lokal dengan atap bersusun.

Mesjid ini pada dibangun oleh kakek dari imam terakhir mesjid yang diberi nama “Mesjid Alauddin” dan telah meninggal sekitar tahun 1988. Dari informasi itulah diperkirakan bahwa mesjid tersebut dibangun sekitar awal 1900. Bangunan ini telah di pugar pada tahun 70-an dan tidak menyisakan struktur asli. sumber: [Sumber : Ekspedisi Kunyi]


3. Museum Mandar

Museum Mandar [Sumber: Didispar Sulbar]

Museum Mandar adalah museum yang terletak di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia. Museum ini didirikan pada tanggal 2 Agustu 1984. Lokasi museum dipindahkan dari rumah jabatan Bupati Majene ke bekas Rumah Sakit Umum Majene. Rumah sakit ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1908.

Museum Mandar memiliki dua ruangan di bagian kiri gedungnya. Ruangan pertama berisi koleksi pakaian pengantin raja dan bangsawan serta topi dan alat musik tradisional Mandar. Ruangan kedua berisi peta wilayah Kerajaan Pamboang, Kerajaan Sendan, dan Kerajaan Banggae serta silsilah raja Kerajaan Balanipa dari pertama hingga yang terakhir. Pada bagian koridor terdapat fasilitas sterilisasi alat medis dan ruangan yang menyimpan bendera Kerajaan Banggae, Kerajaan Pamboang, dan Kerajaan Sendana. Pada ujung koridor terdapat peralatan rumah sakit dan foto-foto yang dipotret mulai tahun 1926 hingga tahun 1935. Bagian kanan gedung juga memiliki dua ruangan. Ruangan pertama berisi koleksi sarung Mandar, sedangkan ruangan kedua berisi miniatur rumah adat Mandar dan perkakas. Pada ujung ruangan terdapat tubuh ular sawah sepanjang 8 meter yang telah diawetkan. (Wikipedia)


4. Sumur tua Mandar

Sumur Tua Mandar merupakan sebuat sumber air berupa sumur gali yang terletak di Desa Samasundu, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar). sumur tua Mandar di Desa Samasundu merupakan salah satu peninggalan tokoh agama Puang Langgarang yang dikenal oleh masyarakat Mandar dengan sebutan To Salama (Orang yang selamat).