Profil Gunung Seulawah Agam
Gunung Seulawah Agam merupakan salah satu gunung berapi yang terletak di Kampung Suka Makmur-Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gunung yang meiliki tinggi 1800 Mdpl ini memiliki nama-nama lain seperti, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, dan Goldberg. Kawah Heutsz dan ada juga yang menyebut kawahnya sebagai Tanah Simpago.
Gunung Seulawah Agam |
Gunung Seulawah Agam merupakan salah satu gunung berapi tipe C di Aceh. Gunung berapi tipe C, erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, tapi masih terdapat tanda-tanda aktivitas masa lampau berupa lapangan fumarola dan solfatara pada tingkat yang lemah.
Seulawah adalah nama gunung yang dikenal oleh masyarakat aceh dengan puncaknya Seulawah Agam dan Seulawah Dara dan juga sebagai Kawasan Penyangga Ekosistem Leuser, Kawasan ini memiliki luas lebih kurang 1,4 juta ha yang meliputi wilayah Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Besar, Pidie, Bireun dan Aceh Tengah. Kawasan Seulawah dengan suhu udara minimum 19-21 C dan maksimum 25-30 C dengan curah hujan yang berkisar 2.000 – 2.500 mm pertahun, dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Dengan kondisi alam yang sejuk dan curah hujan yang tinggi maka didaerah tersebut banyak didapati bermacam jenis Flora dan fauna seperti: Gajah yang di kenal dengan legenda Pocut Meurahnya, rusa, harimau, beruang, kancil, babi hutan, tenggiling, Landak dan ular, juga terdapat berbagai macam jenis burung yang selalu menghiasi kawasan ini. Luasnya bukit yang terjal yang diselimuti oleh berbagai macam jenis kayu seperti meranti, copat, cemara, beramah, urip, deriam dan semantuk sehingga menjadi penyangga kehidupan bagi makhluk hidup di kawasan tersebut.
Kondisi alam yang sejuk dan curah hujan yang tinggi maka didaerah tersebut banyak didapati bermacam jenis Flora dan fauna. Antara lain Gajah yang di kenal dengan legenda Pocut Meurahnya, rusa, beruang, harimau, kancil, babi hutan, tenggiling, Landak dan ular.
Selain itu juga terdapat berbagai macam jenis burung yang selalu menghiasi kawasan Gunung Seulawah Agam. Luasnya bukit yang terjal yang diselimuti oleh berbagai macam jenis kayu seperti meranti, cemara, copat, beramah, urip, semantuk dan deriam. Tak heran kalau tempat ini memang jadi penyangga kehidupan bagi makhluk hidup di kawasan Gunung Seulawah Agam.
Rute pendakian tradisional dimulai dari timur puncak, 2,5 km barat laut Saree (diucapkan 'Saray'), menyusuri jalur setapak. di belakang masjid. Saree berjarak sekitar satu setengah jam perjalanan (70km) dari Banda Aceh.
Pendakian bisa dilakukan dalam satu hari yang panjang meski ada beberapa tempat yang cocok untuk berkemah. Lereng gunung yang lebih rendah penuh dengan monyet dan tupai dan tampaknya hutan ini adalah rumah bagi banyak anggrek putih dan ungu, yang biasanya terlihat pada bulan Desember.
Bersiaplah untuk bertemu lintah saat musim hujan. Namun sebaliknya pendaki mungkin tidak akan melihat satu pun lintah saat melakukan pendakian di musim kemarau.
Untuk mendaki Gunung Seulawah, pendaki bisa dimulai dari perkampungan penduduk Saree, Aceh Besar. Disarankan pendakian dimulai pukul 07.00 WIB, tujuannya, agar banyak waktu istirahat dan tidak kemalaman di hutan. Suhu minimum wilayah ini adalah 19 derajat Celcius dan maksimal 25 derajat Celcius.
Peta jalur Pendakian Gunung Seulawah Agam (Klik gambar untuk memperbesar) |
Memasuki daerah Pintu Rimba, pendaki akan melewati jalur pepohonan lurus dan besar. Di sini tanahnya basah dan berlumut, yang sekitar tiga jam harus dilalui. Pintu Angin, adalah wilayah jelajah berikutnya yang telah menanti dengan pemandangan hutan hijau dan barisan pohon bertajuk unik.
Dari sini, pendakian dengan kemiringan 70 derajat dimulai yang menandakan kita telah memasuki daerah Beringin Tujuh. Ada tujuh pohon beringin besar usia ratusan tahun di sini. Selanjutnya ada daerah bernama Batu Gajah, karena ada pohon yang dibalut lumut, bentuknya persis belalai gajah. Dari sini, puncak Gunung Seulawah sudah dekat dan suhunya semakin dingin.
Saat pendakian mencapai titik tertinggi, Pendaki akan menemukan sebuah tugu bertuliskan P.137.