Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 3)

Jawa Barat atau Jabar (bahasa Sunda: Jawa Kulon) adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di Bandung. Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman buni (Bekasi kuna) bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.

Baca juga:

Berikut ini beberapa Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat:
  1. Gedung Juang Tambun
  2. Situs Batu Kujang
  3. Rumah Penculikan Soekarno Hatta
  4. Keraton Kanoman Cirebon
  5. Masjid Merah Panjunan
  6. Gedung Gas Negara
  7. Candi Blandongan
  8. Mausoleum Van Motman
  9. Situs Batu Dakon
  10. Kasepuhan Sinarresmi
  11. Kasepuhan Ciptagelar
  12. Jalan Braga

Gedung Juang Tambun

Gedung Juang Tambun adalah sebuah situs sejarah yang terletak di kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Sebelum Revolusi Nasional, bangunan ini bernama Landhuis Tamboen atau Gedung Tinggi, dan merupakan pusat tanah partikelir milik keluarga Khouw van Tamboen. Gedung Juang Tambun dan stasiun Tambun yang telah dihancurkan yang terletak di belakang gedung ini, dua-duanya bergaya Art Deco dan merupakan satu kesatuan sejarah tidak terpisahkan.

Alamat: Jl. Sultan Hasanudin No.39, Setiadarma, Tambun Sel., Bekasi, Jawa Barat 17510. Jam buka: Segera tutup: 17.00 ⋅ Buka pukul 08.00 hari Sel. Provinsi: Jawa Barat. Gaya arsitektur: Art Deco.


Situs Batu Kujang

Situs Batu Kujang (dikenal juga dengan nama Batu Kujang, Batu Kursi, Batu Jolang, atau Batu Mayat) merupakan situs purbakala yang terletak di Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug. Situs ini terletak di lereng Gunung Salak di areal yang bergelombang. Di situs ini terdapat beberapa batu diantaranya batu kujang, batu jolang, dan batu mayat. Secara keseleruhan, penamaan batu-batu tersebut berdasarkan bentuk-bentuknya yang menyerupai benda-benda dimaksud.


Rumah Penculikan Soekarno Hatta

Rumah Penculikan Soekarno Hatta

Rumah 'penculikan' Sukarno-Hatta yang terletak di Rengasdengklok. Sukarno-Hatta diculik pada 16 Agustus 1945 oleh sejumlah pemuda dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Para pemuda (Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni) yang menculik menuntut agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan segera. Di rumah ini pula naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dipersiapkan dan ditulis.


Keraton Kanoman Cirebon

Keraton Kanoman

Keraton Kanoman adalah salah satu dari dua bangunan kesultanan Cirebon, setelah berdiri keraton Kanoman pada tahun 1678 M kesultanan Cirebon terdiri dari keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.

Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M.

Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektare berlokasi di belakang pasar Di Kraton. Di keraton ini masih terdapat barang barang, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum.


Masjid Merah Panjunan


Masjid Merah Panjunan
Masjid Panjunan atau Masjid Merah Panjunan adalah sebuah masjid tua yang berada di Desa Panjunan, Lemahwungkuk, Cirebon. Masjid ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang didirikan pada tahun 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan. Masjid Merah Panjunan terletak di sebuah sudut jalan di Kampung Panjunan, kampung dimana terdapat banyak pengrajin tembikar atau jun.


Bangunan lama mushala itu berukuran 40 meter persegi saja, kemudian dibangun menjadi berukuran 150 meter persegi karena menjadi masjid. Arsitektur Masjid Panjunan merupakan perpaduan budaya Hindu, Cina, dan Islam. 


Gedung Gas Negara


Gedung gas negara
Adalah Gedung yang pernah ditempati Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij (NIGM), sebuah perusahaan gas milik Belanda beroperasi dan membuka cabangnya di Bandung. 


Gedung ini ditempati NIGM mulai 1928 menjadi tempat pembayaran gas yang disalurkan setiap bulannya. Gedung kokoh ini adalah rancangan Richard Leonard Arnold Schoemaker pada 1919 dengan gaya yang terkenal saat itu, yaitu art deco. 


Candi Blandongan


Candi Blandongan
Situs Candi Blandongan adalah Candi dengan struktur pasangan batu bata, pada Candi ini juga ditemukan lantai Cor Beton menurut analisa adalah campuran batu koral, kapur kulit kerang dan pasir atras, Candi ini berukuran 24,6 m x 24,6 m dengan ketinggian 4,9 m dari permukaan sawah.


Mausoleum Van Motman


Mausoleum Van Motman
Mausoleum merupakan tempat mumi keluarga van Motman, berlokasi di Kampung Pilar, Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Dibangun pada masa kolonial. Di dalam mausoleum ini terdapat empat jenazah yang dimumikan. Jenazah Pieter Reinier adalah salah satu yang dimumikan di mausoleum itu.


Situs Batu Dakon


Situs Batu Dakon
Prasasti Batu Dakon terletak di Desa Ciaruteun Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Prasasti Batu Dakon yang disebut juga Prasasti Batu Congklak atau Prasasti Kebon Kopi 2, Cungkup Prasasti Batu Dakon berbentuk kotak dengan dua dinding tertutup, dan dua sisanya terbuka separuh di bagian atasnya.



Kasepuhan Sinarresmi


Kasepuhan Sinarresmi
Kasepuhan Sinar Resmi adalah sebuah Desa Adat yang terletak di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 43366. Kasepuhan Sinar Resmi merupakan salah satu komunitas desa adat yang hingga kini masih menjaga tata nilai budaya leluhur, khususnya dalam hal budaya pertanian, yakni Kasepuhan Banten Kidul.

Salah satu aturan adat terpenting dalam hal pertanian adalah, larangan untuk melakukan komersialisasi produk pertanian padi yang mereka tanam. Pasca panen, hasil pertanian disimpan dalam lumbung (leuwit) yang semua warga kasepuhan wajib memilikinya untuk kebutuhan pangan mereka dan kebutuhan sosial lainnya.


Begitu pula dengan pemakaian bahan kimia sintetis dalam kegiatan pertanian di kasepuhan pun tidak diperbolehkan. Benih padi yang ditanam warga harus benih padi varietas lokal dan musim tanam hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun.


Kasepuhan Ciptagelar

Kasepuhan Ciptagelar adalah masyarakat hukum adat yang berada di kawasan pedalaman Gunung Halimun-Salak. Istilah kasepuhan berasal dari bahasa Sunda, yang secara umum artinya adalah mereka yang dituakan. Secara spesifik wilayah perkampungan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar tersebar di tiga kabupaten yang berada di sekitar wilayah perbatasan Provinsi Banten dan Jawa Barat. Baca selengkapnya ... 


Jalan Braga 


Jalan Braga
Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan objek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.


Di sisi kanan kiri Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda. Tata letak pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung pada masa itu (1920-1940-an) sebagai kota mode yang cukup termasyhur seperti halnya kota Paris pada saat itu. Di antara pertokoan tersebut yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama adalah pertokoan Sarinah, Apotek Kimia Farma dan Gedung Merdeka (Gedung Asia Afrika yang dulunya adalah gedung Societeit Concordia). Model tata letak jalan dan gedung gedung pertokoan dan perkantoran yang berada di Jalan Braga juga terlihat pada model jalan-jalan lain di sekitar Jalan Braga seperti Jalan Suniaraja (dulu dikenal sebagai Jalan Parapatan Pompa) dan Jalan Pos Besar (Postweg)('sekarang Jalan Asia-Afrika') yang dibangun oleh Gubernur Jendral Herman Willem Daendels pada tahun 1811, di depan Gedung Merdeka.