Baca juga:
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 8)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 7)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 6)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 5)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 4)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 3)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 1)
Berikut ini beberapa Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat:
- Pemakaman Belanda Ereveld Pandu
- Terowongan Lampegan
- Gedung Bank Indonesia Cirebon
- Situs Tapak Gajah
- Prasasti Batutulis
- Prasasti Ciaruteun
- Keramat Plangon
- Istana Cipanas
- Saung Ranggon Cikarang
Pemakaman Belanda Ereveld Pandu
Ereveld Pandu merupakan sebuah kompleks permakaman Belanda yang terletak di Jl. Pandu No. 32, Pamoyanan, Cicendo, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ereveld Pandu merupakan salah satu dari 2 ereveld yang berada di Jabar, selain Ereveld Leuwigajah yang berada di Kota Cimahi.
Terdapat 4.000 makam di ereveld ini. Sebagian besar adalah tokoh militer dan korban perang yang meninggal di kamp konsentrasi Jepang hingga saat kejatuhan Jepang pada tahun 1945. Di titik tertinggi pada ereveld ini berkibar bendera dan di bagian bawah bendera tersebut tertera nama-nama orang yang telah terbunuh.
Di sini berdiri 2 monumen, satu untuk penduduk sipil yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya, dan satu lagi untuk prajurit yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya.
Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker, arsitek Belanda yang merancang desain sejumlah bangunan terkenal di Kota Bandung, dimakamkan di Ereveld Pandu.
Terowongan Lampegan
Terowongan Lampegan yaitu salah satu terowongan pertama di Jawa Barat yang dibuat di desa Cibokor tahun 1879-1882 yang lokasinya di pasir Gunung Keneng, Cianjur Jawa Barat. Terowongan ini merupakan terowongan pertama di Jawa Barat yang letaknya di lintas kereta api yang menghubungkan Batavia-Bandung via Bogor/Sukabumi. Saat ini Terowongan Lampegan sudah aktif kembali dan dilewati kereta api Siliwangi relasi Cianjur-Sukabumi. Akan tetapi terowongan ini kemudian rusak ringan saat ditabrak kereta api Siliwangi pada tanggal 11 Febuari 2014.
Gedung Bank Indonesia Cirebon
Ereveld Pandu merupakan sebuah kompleks permakaman Belanda yang terletak di Jl. Pandu No. 32, Pamoyanan, Cicendo, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ereveld Pandu merupakan salah satu dari 2 ereveld yang berada di Jabar, selain Ereveld Leuwigajah yang berada di Kota Cimahi.
Terdapat 4.000 makam di ereveld ini. Sebagian besar adalah tokoh militer dan korban perang yang meninggal di kamp konsentrasi Jepang hingga saat kejatuhan Jepang pada tahun 1945. Di titik tertinggi pada ereveld ini berkibar bendera dan di bagian bawah bendera tersebut tertera nama-nama orang yang telah terbunuh.
Di sini berdiri 2 monumen, satu untuk penduduk sipil yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya, dan satu lagi untuk prajurit yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya.
Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker, arsitek Belanda yang merancang desain sejumlah bangunan terkenal di Kota Bandung, dimakamkan di Ereveld Pandu.
Terowongan Lampegan
Terowongan Lampegan yaitu salah satu terowongan pertama di Jawa Barat yang dibuat di desa Cibokor tahun 1879-1882 yang lokasinya di pasir Gunung Keneng, Cianjur Jawa Barat. Terowongan ini merupakan terowongan pertama di Jawa Barat yang letaknya di lintas kereta api yang menghubungkan Batavia-Bandung via Bogor/Sukabumi. Saat ini Terowongan Lampegan sudah aktif kembali dan dilewati kereta api Siliwangi relasi Cianjur-Sukabumi. Akan tetapi terowongan ini kemudian rusak ringan saat ditabrak kereta api Siliwangi pada tanggal 11 Febuari 2014.
Gedung Bank Indonesia Cirebon
Gedung BI terletak di Jalan Yos Sudarso No. 5-7 Kampung Cangkol, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. gedung tiga lantai ini berdiri di atas tanah seluas ± 1.961 m²
Dahulu, gedung ini berfungsi sebagai kantor De Javasche Bank (DJB) cabang Cirebon yang dibuka pada 31 Juli 1866 dan baru beroperasi tanggal 6 Agustus 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon.
Gedung Bank Indonesia Cirebon ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) berdasarkan Surat Wali Kota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001.
Situs Tapak Gajah
Prasasti Kebonkopi I atau Prasasti Tapak Gajah merupakan salah satu peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti ini menampilkan ukiran tapak kaki gajah, yang mungkin merupakan tunggangan raja Purnawarman, yang disamakan dengan gajah Airawata, wahana Dewa Indra.
Prasasti Kebonkopi I terletak di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Prasasti ini ditemukan pada abad ke-19, ketika dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi. Oleh karena itu prasasti ini disebut Prasasti Kebonkopi I. Hingga kini prasasti tersebut masih berada di tempatnya ditemukan (in situ).
Prasasti Batutulis
Prasasti Batutulis Bogor adalah sebuah prasasti kuno peninggalan dari jaman Kerajaan Pajajaran abad ke-16. Prasasti Batutulis terletak di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Kompleks Prasasti Batutulis memiliki luas 17 x 15 meter. Prasasti Batutulis dianggap terletak di situs ibu kota Pajajaran dan masih in situ, yakni masih terletak di lokasi aslinya dan menjadi nama desa lokasi situs ini. Batu Prasasti dan benda-benda lain peninggalan Kerajaan Sunda terdapat dalam komplek ini. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat dalam bahasa dan aksara Sunda Kuno. Prasasti ini berangka tahun 1455 Saka (1533 Masehi).
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, tidak jauh dari sungai Ci Sadane, Bogor. Prasasti tersebut merupakan peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti Ciaruteun terletak di Desa Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Lokasi ini terletak sekitar 19 kilometer sebelah Barat Laut dari pusat kota Bogor.
Prasasti Ciaruteun dibuat dari batu kali atau batu alam. Batu ini berbobot delapan ton dan berukuran 200 cm kali 150 cm. Prasasti Ciaruteun bergoreskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari empat baris dan pada bagian atas tulisan terdapat pahatan sepasang telapak kaki, gambar umbi dan sulur-suluran (pilin) dan laba-laba.
Keramat Plangon
Keramat Plangon merupakan salah satu Objek Wisata yang berada di desa babakan sumber. Dari Kelurahan Sumber, Objek Wisata ini berjarak sekitar 1 km.
Plangon berasal dari kata tegal klangenan yang berarti sebuah tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Keramat Plangon terdiri bukit-bukit yang dikelilingi hutan dan dijaga oleh kera-kera liar. Di Keramat Plangon juga terdapat makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejakasan yang merupakan pendiri dari desa Babakan dan Plangon. Oleh karena itu, sejarah berdirinya Plangon sangat berkaitan erat dengan sejarah berdirinya desa Babakan.
Objek Wisata Keramat Plangon biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada tanggal 2 Syawal, 11 Dzulhijjah dan 27 Rajab. Pada tanggal 2 Syawal dan 27 Rajab pengunjung akan datang lebih ramai karena ditanggal tersebut adalah tanggal wafatnya Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan. Pengunjung yang datang pada tanggal tersebut bisanya melakukan ziarah dan doa bersama.
Istana Cipanas
Istana Cipanas yang merupakan Istana Kepresidenan, terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Tepatnya lebih kurang 103 km dari Jakarta ke arah Bandung melalui Puncak. Istana ini terletak di Desa Cipanas, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Luas areal kompleks istana ini lebih kurang 26 hektare, namun sampai saat ini hanya 7.760 m2 yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya dipenuhi dengan tanaman dan kebun tanaman hias yang asri, kebun sayur dan tanaman lain yang ditata seperti hutan kecil.
Sebenarnya bangunan induk istana ini pada awalnya adalah milik pribadi seorang tuan tanah Belanda yang dibangun pada tahun 1740. Sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff, bangunan ini dijadikan sebagai tempat peristirahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Saung Ranggon Cikarang
Saung Ranggon merupakan sebuah Situs sejarah yang terletak di Kampung Cikedokan, Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat, Jawa Barat. Saung ini merupakan bangunan tradisonal khas Bekasi. Atap Saung Ranggon merupakan gabungan dua bidang miring yang dikenal dengan nama julang ngapak. Bagian dalamnya merupakan ruangan luas tanpa sekat pemisah. Di bagian bawah saung terdapat kolong menyerupai sumur yang digunakan sebagai tempat menyimpan benda pusaka.
Situs Saung ranggon dibangun dengan prinsip ramah lingkungan. Material pembuatnya terdiri atas papan kayu serta bambu. Setiap bagian bangunan tidak dikaitkan menggunakan paku melainkan memakai pasak bambu maupun tali yang terbuat dari ijuk atau sabut kelapa.
Bangunan bersejarah tertua di Bekasi tersebut memiliki panjang 7,6 meter dan lebar 7,2 meter. Sedangkan tingginya mencapai 2 meter. Untuk memasukinya, pengunjung harus meniti anak tangga yang berjumlah 7 buah.
Situs Saung Ranggon ini dibuat pada abad ke-16 oleh Pengeran Rangga yang merupakan putra dari Pangeran Jayakarta.
Tahun 1821, Raden Abbas menemukan bangunan bersejarah itu dan diberi nama Saung Ranggon. Dalam Bahasa Sunda, saung berarti rumah di tengah sawah atau ladang. Saung biasa digunakan sebagai huma atau tempat menunggui padi maupun palawija yang siap panen. Selama masa penjajahan, saung dipakai sebagai tempat menyepi dan bersembunyi dari kejaran penjajah.
Dahulu, gedung ini berfungsi sebagai kantor De Javasche Bank (DJB) cabang Cirebon yang dibuka pada 31 Juli 1866 dan baru beroperasi tanggal 6 Agustus 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon.
Gedung Bank Indonesia Cirebon ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) berdasarkan Surat Wali Kota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001.
Situs Tapak Gajah
Prasasti Kebonkopi I atau Prasasti Tapak Gajah merupakan salah satu peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti ini menampilkan ukiran tapak kaki gajah, yang mungkin merupakan tunggangan raja Purnawarman, yang disamakan dengan gajah Airawata, wahana Dewa Indra.
Prasasti Kebonkopi I terletak di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Prasasti ini ditemukan pada abad ke-19, ketika dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi. Oleh karena itu prasasti ini disebut Prasasti Kebonkopi I. Hingga kini prasasti tersebut masih berada di tempatnya ditemukan (in situ).
Prasasti Batutulis
Prasasti Batutulis Bogor adalah sebuah prasasti kuno peninggalan dari jaman Kerajaan Pajajaran abad ke-16. Prasasti Batutulis terletak di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Kompleks Prasasti Batutulis memiliki luas 17 x 15 meter. Prasasti Batutulis dianggap terletak di situs ibu kota Pajajaran dan masih in situ, yakni masih terletak di lokasi aslinya dan menjadi nama desa lokasi situs ini. Batu Prasasti dan benda-benda lain peninggalan Kerajaan Sunda terdapat dalam komplek ini. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat dalam bahasa dan aksara Sunda Kuno. Prasasti ini berangka tahun 1455 Saka (1533 Masehi).
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, tidak jauh dari sungai Ci Sadane, Bogor. Prasasti tersebut merupakan peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti Ciaruteun terletak di Desa Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Lokasi ini terletak sekitar 19 kilometer sebelah Barat Laut dari pusat kota Bogor.
Prasasti Ciaruteun dibuat dari batu kali atau batu alam. Batu ini berbobot delapan ton dan berukuran 200 cm kali 150 cm. Prasasti Ciaruteun bergoreskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari empat baris dan pada bagian atas tulisan terdapat pahatan sepasang telapak kaki, gambar umbi dan sulur-suluran (pilin) dan laba-laba.
Keramat Plangon
Keramat Plangon merupakan salah satu Objek Wisata yang berada di desa babakan sumber. Dari Kelurahan Sumber, Objek Wisata ini berjarak sekitar 1 km.
Plangon berasal dari kata tegal klangenan yang berarti sebuah tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Keramat Plangon terdiri bukit-bukit yang dikelilingi hutan dan dijaga oleh kera-kera liar. Di Keramat Plangon juga terdapat makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejakasan yang merupakan pendiri dari desa Babakan dan Plangon. Oleh karena itu, sejarah berdirinya Plangon sangat berkaitan erat dengan sejarah berdirinya desa Babakan.
Objek Wisata Keramat Plangon biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada tanggal 2 Syawal, 11 Dzulhijjah dan 27 Rajab. Pada tanggal 2 Syawal dan 27 Rajab pengunjung akan datang lebih ramai karena ditanggal tersebut adalah tanggal wafatnya Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan. Pengunjung yang datang pada tanggal tersebut bisanya melakukan ziarah dan doa bersama.
Istana Cipanas
Istana Cipanas yang merupakan Istana Kepresidenan, terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Tepatnya lebih kurang 103 km dari Jakarta ke arah Bandung melalui Puncak. Istana ini terletak di Desa Cipanas, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Luas areal kompleks istana ini lebih kurang 26 hektare, namun sampai saat ini hanya 7.760 m2 yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya dipenuhi dengan tanaman dan kebun tanaman hias yang asri, kebun sayur dan tanaman lain yang ditata seperti hutan kecil.
Sebenarnya bangunan induk istana ini pada awalnya adalah milik pribadi seorang tuan tanah Belanda yang dibangun pada tahun 1740. Sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff, bangunan ini dijadikan sebagai tempat peristirahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Saung Ranggon Cikarang
Saung Ranggon merupakan sebuah Situs sejarah yang terletak di Kampung Cikedokan, Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat, Jawa Barat. Saung ini merupakan bangunan tradisonal khas Bekasi. Atap Saung Ranggon merupakan gabungan dua bidang miring yang dikenal dengan nama julang ngapak. Bagian dalamnya merupakan ruangan luas tanpa sekat pemisah. Di bagian bawah saung terdapat kolong menyerupai sumur yang digunakan sebagai tempat menyimpan benda pusaka.
Situs Saung ranggon dibangun dengan prinsip ramah lingkungan. Material pembuatnya terdiri atas papan kayu serta bambu. Setiap bagian bangunan tidak dikaitkan menggunakan paku melainkan memakai pasak bambu maupun tali yang terbuat dari ijuk atau sabut kelapa.
Bangunan bersejarah tertua di Bekasi tersebut memiliki panjang 7,6 meter dan lebar 7,2 meter. Sedangkan tingginya mencapai 2 meter. Untuk memasukinya, pengunjung harus meniti anak tangga yang berjumlah 7 buah.
Situs Saung Ranggon ini dibuat pada abad ke-16 oleh Pengeran Rangga yang merupakan putra dari Pangeran Jayakarta.
Tahun 1821, Raden Abbas menemukan bangunan bersejarah itu dan diberi nama Saung Ranggon. Dalam Bahasa Sunda, saung berarti rumah di tengah sawah atau ladang. Saung biasa digunakan sebagai huma atau tempat menunggui padi maupun palawija yang siap panen. Selama masa penjajahan, saung dipakai sebagai tempat menyepi dan bersembunyi dari kejaran penjajah.