Jawa Barat atau Jabar (bahasa Sunda: Jawa Kulon) adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di Bandung. Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman buni (Bekasi kuna) bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.
Baca juga:
Berikut ini beberapa Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat:
Bank Indonesia Cabang Cirebon
Bank Indonesia Cabang Cirebon adalah sebuah Gedung tiga lantai bergaya klasik dengan balutan warna putih. Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas ± 1.961 m2 ini fungsinya semula adalah Agenschap De Cheribon dan dibuka tanggal 31 Juli 1866 sebagai kantor cabang ke- 5 De Javasche Bank.
Gedung ini dirancang oleh arsitek F.D. Ciypers & Hulswit dengan gaya art deco. Eks Gedung De Javasche Bank Cabang Cirebon merupakan satu-satunya yang memiliki satu kubah sebagai tanda keunikannya.
Geung Bank Indonesia Cabang Cirebon berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Kampung Cangkol, Desa Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon.
Pendopo Kabupaten Purwakarta
Stasiun Kereta Api Purwakarta
Gedung Kembar
Pedati Kuno
Pedati kuno yang ini adalah satu pedati yang merupakan bagian dari Sejarah Desa Junti, Desa Dadap dan Desa Sendang yang berada di Kec. Karangampel Kab. Indramayu.
Kini pedati tersebut tersimbpan dalam Museum pedati kuno yang terletak di belakang Kantor Balai Desa Kaliannyar, Kecamatan Kerangkeng, Kabupaten Indramayu.
Pada masanya, pedati berfungsi sebagai pengangkut barang, nilai historis pedati kuno ini sangat berperan bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang agraris. Saat ini, pedati tersebut dipajang di atas lahan ± 50 m² dan disimpan dalam bangunan panggung bercungkup tanpa dinding beratapkan prisma segi empat. Selain filosofi budayanya, pedati kuno ini juga menarik dari sisi fisiologinya.
Kini pedati yang sudah dimuseumkan ini sudah tidak utuh lagi, hanya tersisa lengan kayu yang menghubungkan pedati dengan hewan penariknya beserta kayu berbentuk lengkung yang biasa diletakan di atas bahu hewan penariknya (kolongan).
Stasiun kereta Api Indramayu
Baca juga:
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 7)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 6)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 5)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 4)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 3)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 2)
- Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat (Bagian 1)
Berikut ini beberapa Peninggalan Sejarah Provinsi Jawa Barat:
- Dalem Agung Pakungwati
- Bank Indonesia Cabang Cirebon
- Pendopo Kabupaten Purwakarta
- Stasiun Kereta Api Purwakarta
- Gedung Kembar
- Pedati Kuno
- Stasiun kereta Api Indramayu
- Gedung Asisten Residen
Dalem Agung Pakungwati
Dalem Agung Pakungwati merupakan suatu bangunan yang dibangun oleh salah seorang putra Raja Pajajaran bernama Pangeran Cakrabuana, sebagai hadiah pernikahan putrinya, Ratu Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati yang masih keponakannya sendiri).
Bangunan ini dikelilingi kuta kosod (susunan bata tanpa spasi), dengan kondisi bangunan hanya tinggal puing pondasi. Dari sinilah Pangeran Cakrabuana dan Syarif Hidayatullah menyiarkan agama Islam di Pedukuhan Caruban pada abad 15.
Tempat ini berlokasi di Kampung Mandalangan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon.
Bangunan ini dikelilingi kuta kosod (susunan bata tanpa spasi), dengan kondisi bangunan hanya tinggal puing pondasi. Dari sinilah Pangeran Cakrabuana dan Syarif Hidayatullah menyiarkan agama Islam di Pedukuhan Caruban pada abad 15.
Tempat ini berlokasi di Kampung Mandalangan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon.
Bank Indonesia Cabang Cirebon
Gedung ini dirancang oleh arsitek F.D. Ciypers & Hulswit dengan gaya art deco. Eks Gedung De Javasche Bank Cabang Cirebon merupakan satu-satunya yang memiliki satu kubah sebagai tanda keunikannya.
Geung Bank Indonesia Cabang Cirebon berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Kampung Cangkol, Desa Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon.
Pendopo Kabupaten Purwakarta
Pendopo Kabupaten Purwakarta merupakan bangunan berlanggam Indische Empire Stijl yang cantik dan anggun dipadu dengan ornamen Sunda. Jamnan dulu, pendopo ini berfungsi sebagai kantor pemerintahan dan tempat tinggal bupati. Lokasi: Jl. Gandanagara, Kampung Kaum, Desa Cipaisan, Kecamatan Purwakarta
Stasiun Kereta Api Purwakarta
Stasiun Purwakarta (PWK) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta.
Stasiun kereta api Purwakarta dibangun secara bertahap yakni pada masa kolonial Belanda antara tahun 1881-1884 dan diresmikan pada tanggal 27 Desember 1902. Bangunan ini memiliki arsitektur yang khas sesuai dengan fungsinya. Sampai saat ini, bangunan ini tidak mengalami perubahan.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Di dekat stasiun ini terdapat bekas dipo lokomotif. Stasiun ini memiliki enam jalur dengan jalur 1 sebagai sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta serta jalur 2 sebagai sepur lurus jalur ganda ke arah Jakarta dan juga jalur tunggal dari dan menuju Bandung.
Stasiun ini menjadi "tempat peristirahatan terakhir" (pemakaman) bagi seluruh kereta rel listrik ekonomi non-AC yang pernah beroperasi di lintas Jabodetabek sejak dihapuskannya KRL non-AC tanggal 25 Juli 2013.
Stasiun kereta api Purwakarta dibangun secara bertahap yakni pada masa kolonial Belanda antara tahun 1881-1884 dan diresmikan pada tanggal 27 Desember 1902. Bangunan ini memiliki arsitektur yang khas sesuai dengan fungsinya. Sampai saat ini, bangunan ini tidak mengalami perubahan.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Di dekat stasiun ini terdapat bekas dipo lokomotif. Stasiun ini memiliki enam jalur dengan jalur 1 sebagai sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta serta jalur 2 sebagai sepur lurus jalur ganda ke arah Jakarta dan juga jalur tunggal dari dan menuju Bandung.
Stasiun ini menjadi "tempat peristirahatan terakhir" (pemakaman) bagi seluruh kereta rel listrik ekonomi non-AC yang pernah beroperasi di lintas Jabodetabek sejak dihapuskannya KRL non-AC tanggal 25 Juli 2013.
Gedung Kembar
Gedung Kembar adalah bangunan bergaya arsitektur Eropa yang terletak di Kabupaten Purwakarta. Dulu, gedung Kembar digunakan sebagai markas BKR (Barisan Keamanan Rakyat) pada masa revolusi kemerdekaan.
Sesuai dengan namanya, Gedung Kembar merupakan dua buah bangunan dengan bentuk yang sama dan terletak berdampingan. Diduga kedua bangunan itu didirikan pada paruh kedua abad ke-19 M, setelah Kota Purwakarta ditetapkan sebagai ibukota Karesidenan Karawang (sejak 1854).
Sesuai dengan namanya, Gedung Kembar merupakan dua buah bangunan dengan bentuk yang sama dan terletak berdampingan. Diduga kedua bangunan itu didirikan pada paruh kedua abad ke-19 M, setelah Kota Purwakarta ditetapkan sebagai ibukota Karesidenan Karawang (sejak 1854).
Pedati Kuno
Kini pedati tersebut tersimbpan dalam Museum pedati kuno yang terletak di belakang Kantor Balai Desa Kaliannyar, Kecamatan Kerangkeng, Kabupaten Indramayu.
Pada masanya, pedati berfungsi sebagai pengangkut barang, nilai historis pedati kuno ini sangat berperan bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang agraris. Saat ini, pedati tersebut dipajang di atas lahan ± 50 m² dan disimpan dalam bangunan panggung bercungkup tanpa dinding beratapkan prisma segi empat. Selain filosofi budayanya, pedati kuno ini juga menarik dari sisi fisiologinya.
Kini pedati yang sudah dimuseumkan ini sudah tidak utuh lagi, hanya tersisa lengan kayu yang menghubungkan pedati dengan hewan penariknya beserta kayu berbentuk lengkung yang biasa diletakan di atas bahu hewan penariknya (kolongan).
Stasiun kereta Api Indramayu
Stasiun kereta Api Indramayu adalah bangunan pada jaman kolonial dengan arsitektur yang khas. Anda juga akan dapat melakukan napak tilas perkerataapian di Pulau Jawa dengan mengunjungi bangunan demi banguna stasiun di wilayah Jawa Barat, termasuk stasiun kereta Api Indramayu. Pada awalnya gedung stasiun ini dipergunakan sebagai stasiun bagi transit kerat api yang mengangkut rakyat dan juga hasil perkebunan tebu. Saat ini, bangunan warisan ini dimanfaatkan sebagai rumah tinggal keluarga mantan pegawai kereta api.
Gedung Asisten Residen
Gedung Asisten Residen adalah sebuah bangunan yang dahulu merupakan rumah dinas asisten Residen (pegawai negeri tertinggi di suatu afdeling pada masa penjajahan Belanda) lndramayu di bawah pemerintahan Karesidenan Cirebon. Setelah Indonesia merdeka bangunan ini kemudian diambil alih dan difungsikan sebagai markas tentara dan sekarang digunakan oleh Kodim 0616 Jndramayu. Masyarakat kota lndramayu mengenal bangunan ini dengan nama Gedong Luhur.
Dibangun menghadap Sungai Cimanuk, bangunan kolonial ini memiliki keunikan arsitektur bergaya Eropa klasik, yaitu Indishe Empijre Stijl. Saat ini, gedung yang meiliki 4 pasang pilar bergaya Doric-nya yang khas tersebut masih difungsikan sebagai salah satu gedung militer.
Sumber:
- www.disparbud.jabarprov.go.id
- id.wikipedia.org
- www.kemdikbud.go.id
Gedung Asisten Residen adalah sebuah bangunan yang dahulu merupakan rumah dinas asisten Residen (pegawai negeri tertinggi di suatu afdeling pada masa penjajahan Belanda) lndramayu di bawah pemerintahan Karesidenan Cirebon. Setelah Indonesia merdeka bangunan ini kemudian diambil alih dan difungsikan sebagai markas tentara dan sekarang digunakan oleh Kodim 0616 Jndramayu. Masyarakat kota lndramayu mengenal bangunan ini dengan nama Gedong Luhur.
Dibangun menghadap Sungai Cimanuk, bangunan kolonial ini memiliki keunikan arsitektur bergaya Eropa klasik, yaitu Indishe Empijre Stijl. Saat ini, gedung yang meiliki 4 pasang pilar bergaya Doric-nya yang khas tersebut masih difungsikan sebagai salah satu gedung militer.
Sumber:
- www.disparbud.jabarprov.go.id
- id.wikipedia.org
- www.kemdikbud.go.id